23 Jan 2014

Kesempatan



Untuk jalan-jalan yang tak sempat terlalui, untuk cerita-cerita yang tak sempat dirangkai kisahnya, untuk mimpi-mimpi yang tak sempat diusahakan. Mungkin saja dan tentu saja Dia sedang meluangkannya. Sebuah waktu, ketika diri tak mampu sedetik saja merasakan nikmatnya beristirahat, sampai sepanjang hari dan semalam suntuk diri tak tau hendak berbuat apa. Adakah kita mengeluhkan keduanya? Tentu. Karena ribuan kata dapat mewakili rasa untuk alasan-alasan yang memasamkan sebuahnya, syukur. 
Begitulah adanya. Tak ubahnya waktu yang harus terus berjalan, tanpa diizinkannya mengulang kenangan indah pun sekali saja, karena ia ada untuk menemui yang baru dan meninggalkan yang lama. Menjejakkan kenangan indah dan luka hati, sampai pada masa kenangan atau luka itu kembali datang untuk sejarah yang baru, mendatangkan orang-orang berikutnya, sampai semua orang terlewati, sampai waktu menyelesaikan tugasnya dan mengembalikan memori-memori itu pada Robbnya, menjadi sebuah tontonan penentuan.
Lalu bagaimana dengan kita?manusia?entah hanya sekedar meniru atau sengaja beranalogi, atau karena begitu sulitnya melakukan kata ‘syukur’ itu? karena pada dasarnya Dia memang tak menciptakan dua hal yang sama sekali sama. Lalu saat setiap kisah itu berulang, kejenuhan pun selalu siap jalan beriringan. Tapi tersembunyi di dalamnya, manusia tak ingin ditinggalkan. Pun tak ingin cepat-cepat meninggalkan dan menggantinya dengan yang baru. Serakahkah? Egois? Atau memang sudah tabiat?
Waktu. Indah atau sakitnya Ia tlah serahkan kepada pemiliknya. Sebuah keadilan untuk ruang umur yang sama setiap harinya. Sedangkan syukur dan jenuh itu? Tergantung bagaimana kita menempatkannya pada rumah hati kita. Robb tidak menciptakan dua hal yang sama sekali sama. Rutinitas-rutinitas itu? Mungkin hanya sekedar butuh sedikit kejelian dari mata hati. Agar jejak-jejak dan harapan itu memiliki perbedaan, tak hanya mengulang. Orang-orang yang kita tinggalkan dan akan kita temui? Tentu saja kenangan tak untuk dilupakan. Dan kenangan berikutnya adalah tugas jemari ini, apa yang akan terlukis pada kanvas-kanvas yang sudah Tuhan siapkan, dengan warna apa, dengan gambar-gambar apa.
Untuk jalan-jalan yang tak sempat terlalui, untuk cerita-cerita yang tak sempat dirangkai kisahnya, untuk mimpi-mimpi yang tak sempat diusahakan. Mungkin saja dan tentu saja Dia akan meluangkannya, nanti. Atau Dia punya cerita yang lebih indah untuk dilalui dengan segala hiruk pikuk ini.

16 Desember 2024

Hari sebelumnya, kami sedang membaca buku bersama. Dunia Tumbuhan. Buku baru Nehan. Lalu ada sebuah tumbuhan yang mengena di hati saya. Embu...