31 Jul 2014

Teknologi, dan Saya



Teknologi? Memudahkan? Tentu saja. Tapi sering kali kita lupa, terkadang teknologi membuat kita lalai pada sesama. Membuat kita merasa paling bisa mengikuti perkembangan zaman tanpa melirik sekeliling, pada segelintir orang yang tak ikut di dalamnya.
Lalu apa yang terjadi? Saya sendiri sangat sangat menghargai mereka yang berkomunikasi dengan fasilitas berbagai aplikasi pada telepon genggam pintar mereka. Tapi saya mengagumi orang – orang yang tetap dapat mengapresiasi cara klasik meskipun puluhan gadget tersimpan dalam tasnya.

Pernah satu kali, tiba-tiba saja ada rindu yang menggebu pada sahabat lama. Namun, baru sekali saya mengirim pesan singkat, saya tak lagi berhasrat  melanjutkan kisah rindu itu. “kamu ada wa Ay? Enakan pake wa” . Ya tentu. Saya memang tak pernah tahu fasilitas-fasilitas itu, jadi saya pun tak dapat membandingkan mana yang enak. Saya hanya melakukan apa yang saya mampu. Tak menyinggung, hanya saja diri tetiba menjadi tak enak hati merepotkan. Mungkin karena pulsa untuk pesan singkat memang lebih mahal dan saldonya terbatas.  Sayang, kemudian saya kembali lupa dan mengulanginya. Meskipun pada orang yang berbeda. Dan ternyata kembali lagi pengalaman itu saya rasakan. Untuk beberapa kali saya masih merasa wajar. Ya, siapa orang di luar sana yang tak berfikir bahwa anak muda zaman sekarang tak punya handphone pintar?

Hingga pada sebuah waktu saat saya benar-benar membutuhkan nomor handphone beberapa teman. Dan bertanyalah saya pada salah seorang teman yang saya kira mempunyai nomor-nomor  itu. Jawabannya? “kalau ada WA mungkin bisa enak Ay bagi – bagi nomor nya”  seketika itu saya merasa menjadi orang paling miskin, paling gaptek dan paling merepotkan. Terasa agak geli hati saya ini. Entah malu, sungkan karena merepotkan atau tersinggung dengan jawaban itu. Penolakan yang sangat-sangat halus tapi membuat saya ‘kali ini’ merasa jera. Meskipun sebenarnya saya masih berharap dengan unggah ungguh orang jawa yang tetap membantu karena pekewuh, padahal sebenarnya merepotkan. “yaudah, nggak usah aja hehe…”  Dan ternyata harapan saya bertepuk sebelah tangan. Tak ada balasan berikutnya.

Lalu saya mengingat-ingat, masih ada beberapa teman yang menerima dengan tangan terbuka apapun cara saya berkomunikasi. Bahkan saat saya tau apa yang saya omongkan tak begitu penting dan akan menguras pulsa SMS atau pulsa telepon mereka. Juga saat saya tau mereka pun tak kurang dari fasilitas-fasilitas teknologi zaman sekarang. Mereka luar biasa :)

16 Desember 2024

Hari sebelumnya, kami sedang membaca buku bersama. Dunia Tumbuhan. Buku baru Nehan. Lalu ada sebuah tumbuhan yang mengena di hati saya. Embu...