Teknologi? Memudahkan? Tentu saja. Tapi sering kali kita
lupa, terkadang teknologi membuat kita lalai pada sesama. Membuat kita merasa
paling bisa mengikuti perkembangan zaman tanpa melirik sekeliling, pada
segelintir orang yang tak ikut di dalamnya.
Lalu apa yang terjadi? Saya sendiri sangat sangat menghargai
mereka yang berkomunikasi dengan fasilitas berbagai aplikasi pada telepon
genggam pintar mereka. Tapi saya mengagumi orang – orang yang tetap dapat mengapresiasi
cara klasik meskipun puluhan gadget tersimpan dalam tasnya.
Pernah satu kali, tiba-tiba saja ada rindu yang menggebu
pada sahabat lama. Namun, baru sekali saya mengirim pesan singkat, saya tak
lagi berhasrat melanjutkan kisah rindu
itu. “kamu ada wa Ay? Enakan pake wa” .
Ya tentu. Saya memang tak pernah tahu fasilitas-fasilitas itu, jadi saya pun
tak dapat membandingkan mana yang enak. Saya hanya melakukan apa yang saya
mampu. Tak menyinggung, hanya saja diri tetiba menjadi tak enak hati
merepotkan. Mungkin karena pulsa untuk pesan singkat memang lebih mahal dan
saldonya terbatas. Sayang, kemudian saya
kembali lupa dan mengulanginya. Meskipun pada orang yang berbeda. Dan ternyata
kembali lagi pengalaman itu saya rasakan. Untuk beberapa kali saya masih merasa
wajar. Ya, siapa orang di luar sana yang tak berfikir bahwa anak muda zaman
sekarang tak punya handphone pintar?
Hingga pada sebuah waktu saat saya benar-benar membutuhkan
nomor handphone beberapa teman. Dan bertanyalah
saya pada salah seorang teman yang saya kira mempunyai nomor-nomor itu. Jawabannya? “kalau ada WA mungkin bisa enak Ay bagi – bagi nomor nya” seketika itu saya merasa menjadi orang paling
miskin, paling gaptek dan paling merepotkan. Terasa agak geli hati saya
ini. Entah malu, sungkan karena merepotkan atau tersinggung dengan jawaban itu.
Penolakan yang sangat-sangat halus tapi membuat saya ‘kali ini’ merasa jera. Meskipun
sebenarnya saya masih berharap dengan unggah ungguh orang jawa yang tetap membantu
karena pekewuh, padahal sebenarnya
merepotkan. “yaudah, nggak usah aja hehe…”
Dan ternyata harapan saya bertepuk
sebelah tangan. Tak ada balasan berikutnya.
Lalu saya mengingat-ingat, masih ada beberapa teman yang
menerima dengan tangan terbuka apapun cara saya berkomunikasi. Bahkan saat saya
tau apa yang saya omongkan tak begitu penting dan akan menguras pulsa SMS atau
pulsa telepon mereka. Juga saat saya tau mereka pun tak kurang dari
fasilitas-fasilitas teknologi zaman sekarang. Mereka luar biasa :)