Thanks to teach me how
to paint this way. Akhirnya kalimat itu bisa ku ucapkan sekarang. Mata
menemukannya ntah sudah berapa lama. Lalu tersimpan karena saat itu hati tak
tau untuk siapa. Dan sekarang, separuh dari hati yang tak sempurna itu telah
datang. Melengkapi, menjadikannya utuh dan memberi kesempatan untuk kalimat itu
diungkapkan. Ya, sebuah cinta yang hakiki tak sekedar pemerhati atau penyayang
yang berjalan tanpa tujuan. Tapi aku telah menemukannya, sebuah cinta yang
diikat tak sekedar kata, tapi janji yang dihujamkan hingga Arsy bergetar.
Hati ini tak sempat lagi berujar seperti apa rasanya. Tetiba saja ia sembuh dari berbagai macam
luka. Mengganti peran dari setiap cerita sedih, menjadikannya obat, pahit tapi
menyembuhkan. Kalau sudah seperti ini, siapa lagi yang patut menerima ucapan
terima kasih kalau bukan Yang Maha Kuasa. Pihak yang selalu pertama kali teradu
ketika luka baik kecil maupun nganga datang membagi pelajaran. Ah, manusia. Selalu saja enggan mengenal
hikmah sebelum sakit-sakit itu terbayar tuntas.
Bahagia. Bahagia. Bahagia.
Andai manusia tau, sejatinya setiap ibadah selain menimbulkan ketenangan
juga tak pernah meninggalkan kebahagiaan. Cinta yang halal memang tak pernah
tergantikan dengan cinta mana pun, cinta yang semanis atau seindah apapun di
luar jalanNya.
Terima kasih Allah, terima kasih suamiku :)