29 Feb 2012

Malam.....


I can only give you every thing I have...
If I can be the perfect woman in your life...
Ingin kembali bercerita... huwm, memang tak ada habisnya. Apa aku yang terlalu banyak bicara wahai malam? Atau aku yang terlalu tak bisa menata hati?padahal sudah ku bilang berkali – kali pada marahku, jangan pernah datang kerumah kami, kau hanya mengganggu. Tapi ia datang tiap hari malam. Apa yang bisa kulakukan? Sedangkan kau tak disampingku saat itu sayang. Di mana kau? Bukankah telah ku titipkan pesan padanya untukmu pulang sayang? Senja. Ingatkah?
Aku sakit merindukanmu. Datanglah...
Taukah sayang? Saat sendiri suatu waktu. Ada dia di sampingku. Saat senjamu tlah pergi, saat ia tak mampu lagi menahan matahari, saat terang yang ku pinta tak mau menampakkan muka. Begitu sakit. Aku tak pernah mau menangisimu sayang, karena cinta, aku tak mau menangisimu cinta, karena kau tak  pantas ditangisi. Pernah kau bisikkan saat itu, cinta adalah kebahagiaan. Dan karena itu aku tak  mau ingin menangisimu. Kalaupun air mata ini keluar adalah karena aku bahagia. Karena aku memilikimu.
Dia...........
Malam.......
Tak sekedar gelap. Bukan hanya sepi yang menghalangi jalan di depan sana. Lebih dari itu, membawa kedamaian, mengisi hati yang kesepian. Untukku, bahkan saat ku memejam, aku bisa melihat semua yang jauh di depan sana dengan sangat jelas. Ya. Memang, dia pun tlah mengajarkanku tentang kelapangan hati. Hidup dengan terima kasih. Usah kau memohon ada lampu kan menerangimu, seribu kunang-kunang tak hanya kan memberimu cahaya, tapi juga kan menghiasi setiap nafasmu dalam hampa. Tak banyak orang tau. Dari satu sisi yang tak banyak orang bisa melihat dan merasakannya. Dia menyelimuti dingin dengan dingin. Dia tersenyum  dan berlalu begitu saja. Karena kabut adalah teman, bulan adalah sahabat, bintang, awan semua hanya soal perasaan, menyusunnya menjadi indah dengan kelapangan hati, menunggu tentang embun yang selalu menjanjikan pagi. Tak ada baginya yang tak menjadi senyuman. Cukup bodoh. Tapi aku jauh lebih bodoh. Malam, memang selalu ada prasangka, bukan, lebih tepatnya alasan untuk merasa lelah. Tapi darimu, aku tak lagi takut gelap. Teruslah mengajarkanku tentang cinta, tentang hidup, tentang kelapangan hati. Pernah ku katakan aku merasa kasihan karena banyak yang takut akan gelapmu dan aku yang akan menemanimu. “I’ll take care of you” kata-kata itu, aku tertawa mengingatnya, karena kenyataannya, kau menjagaku sepanjang waktumu, selama kakimu masih bisa melangkah dan tanganmu meraih sakitku. Aku selalu menantikanmu, dalam tiap hela nafas panjang, tentang satu senyum, titipan dari seseorang katamu, malam....
Dia menjagaku...

12 Feb 2012

Tentang Satu Cerita (lanjutan..)


Buatku, cerita kita tak pernah berujung. Mungkin waktu tak lagi mengiyakan. Tapi hati kita menunjukkannya. Ingatkah sayang? Tentang senja. Tentangnya yang selalu memberi kita kesempatan. Berdua...
Bersama siapa kau di sana? Sendiriankah sayang? berduakah? Tenanglah, aku di sini tak apa, karena senjamu menjagaku, saat kau tak ada.
Dia, satu masa, berbisik padaku, bulan di atas sana tersenyum melihatku, terang, utuh, damai dalam pangku awan. Aku tak mengenalnya sebelum kita, hingga sebuah senja mendatangiku. Waktu itu, tak pernah bisa kulupakan. Senyumnya sayang, senja itu, dia tak mau bicara, sedikitpun. Tapi kulihat dari matanya ada satu isyarat, kemudian ku raih satu tangannya saat itu. Begitu lembut. Sejak itu aku pun tahu, ketulusan memang tak perlu diucapkan. Dipegangnya tanganku makin erat. Menggelengkan kepala saat ku coba melepasnya. Isyarat itu, satu pesan yang ku tinggalkan dalam hati, menjagaku dalam diam, membekas dalam ingatan.
“Ayolah”, katanya. 
Aku ragu waktu itu, ku bisikkan pada langit, “Tetaplah terang, aku takut gelap”.
Dan dia mendekatkan kepalanya padaku, “Tenanglah”. 
Senja menuntunku sayang, tanpa kehadiranmu. Ke sebuah tempat. Aku takut sayang. Tapi kau tak kunjung datang. Dia berjalan tegak, sesekali melihat dan tersenyum padaku, masih dengan isyarat itu.
Benar-benar dingin. Tak ramah buatku. Tempat itu, caranya menatap mataku, tak pernah berubah.
*****
Malam.....   

<bersambung...>

16 Desember 2024

Hari sebelumnya, kami sedang membaca buku bersama. Dunia Tumbuhan. Buku baru Nehan. Lalu ada sebuah tumbuhan yang mengena di hati saya. Embu...