Ini kehidupan, tak hanya sehari, tak cukup satu atau dua
jam, tapi dari tak bisa berucap hingga keriput menjadi pakaian . Allah memang
baik. Dia menunjukkan padaku banyak pelajaran. Ya. Mesti bersyukur, dari mereka
yang hancur masa depannya, dari mereka yang mengedepankan uang dan gengsi
karena di tanah ini, kami dihargai jika dompet tak pernah kosong, jika rumah
beralas keramik, jika anak-anak kuliah di universitas yang terkenal, jika gaji
milyaran, jika, jika, dan jika. Padahal banyak mutiara-mutiara di antara jejal sampah dan sempitnya tempat
tidur mereka. Tak banyak orang lain tahu. Tak banyak orang menilai dari
bagaimana orang-orang itu mempertahankan Tuhannya, bukan sekedar untuk makan,
tapi untuk satu kehidupan. Bukankah semua yang kita punya sebagian milik mereka
dan harus kita kembalikan hak-hak itu?
Tak bisa lagi, setelah makin ku mengerti satu persatu kehidupan
kami di tanah ini, bahkan hampir tak ku temui
kebahagiaan yang dibangun dari ketulusan perasaan, karena perut ini
lapar. mungkin kau hanya bisa tertawa mendengarnya, karena kau tak pernah
merasakan sakitnya jadi mereka. Bukan sebuah omong kosong atau sekedar novel, tapi
ini kenyataan. Karena kelaparan telah menjadi penyakit turun menurun semua
orang...