6 Mei 2012

Mereka


Ini kehidupan, tak hanya sehari, tak cukup satu atau dua jam, tapi dari tak bisa berucap hingga keriput menjadi pakaian . Allah memang baik. Dia menunjukkan padaku banyak pelajaran. Ya. Mesti bersyukur, dari mereka yang hancur masa depannya, dari mereka yang mengedepankan uang dan gengsi karena di tanah ini, kami dihargai jika dompet tak pernah kosong, jika rumah beralas keramik, jika anak-anak kuliah di universitas yang terkenal, jika gaji milyaran, jika, jika, dan jika. Padahal banyak mutiara-mutiara  di antara jejal sampah dan sempitnya tempat tidur mereka. Tak banyak orang lain tahu. Tak banyak orang menilai dari bagaimana orang-orang itu mempertahankan Tuhannya, bukan sekedar untuk makan, tapi untuk satu kehidupan. Bukankah semua yang kita punya sebagian milik mereka dan harus kita kembalikan hak-hak itu?
Tak bisa lagi, setelah makin ku mengerti satu persatu kehidupan kami di tanah ini, bahkan hampir tak ku temui  kebahagiaan yang dibangun dari ketulusan perasaan, karena perut ini lapar. mungkin kau hanya bisa tertawa mendengarnya, karena kau tak pernah merasakan sakitnya jadi mereka. Bukan sebuah omong kosong atau sekedar novel, tapi ini kenyataan. Karena kelaparan telah menjadi penyakit turun menurun semua orang... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

16 Desember 2024

Hari sebelumnya, kami sedang membaca buku bersama. Dunia Tumbuhan. Buku baru Nehan. Lalu ada sebuah tumbuhan yang mengena di hati saya. Embu...